Kubayangkan penisku masuk dan keluar, memompa vaginanya dengan cepat dan
keras. Hanya dalam hitungan beberapa detik kemudian, aku mengalami
ejakulasi yang hebat. Dengan sisa-sisa tenaga aku arahkan penisku ke
jambannya, dan 3 semprotan panjang mengawali puncak orgasme ku dan
diakhiri dengan beberapa tetes spermaku. Nafasku memburu dan
berkeringat.
“Indra! Kamu lagi di WC ya?” terdengar teriakan dari Adi.“Iya, bentar, gue lagi kencing nih.” Dengan cepat aku keluarkan tissueku dan membersihkan kepala penisku yang tersayang, kemudian ku tarik flush yang ada di jamban dan hilanglah bukti dari hasrat ku yang membara. Ku simpan kembali harta karun ku dan keluar dari WC dan bertingkah seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Sepanjang hari aku selalu teringat akan Angela, setiap kali aku ke WC aku selalu mengeluarkan celana dalam Angela dan menghirupnya dalam-dalam. Ternyata aroma wangi dari vagina Angela sangat memikat dan merangsang. Malamnya aku kembali bermasturbasi sambil membayangkan Angela, adik dari teman baikku yang sekarang menjadi objek fantasi sexual-ku.
Tidak kusangka keberuntungan berpihak kepadaku. Tidak lama kemudian Adi
keluar dari kantor karena mendapatkan tawaran yang lebih bagus. Angela,
bidadariku, yang mengambil alih pekerjaannya. Indahnya lagi, Adi
memintaku untuk mengantarnya pulang karena tidak ada yang menjemput.
Hari pertama Angela masuk kerja merupakan surga dan neraka bagiku.
Angela mengenakan terusan dengan model smart suit setinggi lutut yang
berwarna coklat pastel muda dan ultra sheer pantyhose dan sepatu tali
putih dengan hak sedang. Aku selalu mencari cara dan alasan untuk selalu
berdekatan dengannya dan melahap kakinya yang menggiurkan dengan
mataku.
Memang aku mempunyai fetish terhadap pantyhose sejak masih kecil. Semua
ini karena adik terkecil dari ibu ku. Secara tidak sengaja aku menyentuh
kakinya yang sedang dibalut oleh stocking dan aku telah jatuh cinta
terhadap perasaan itu sampai sekarang. Sekarang umurku 26 tahun. Aku
mengoleksi berbagai macam pantyhose dan stocking, namun sayang sedikit
sekali yang berkualitas bagus di Indonesia.
Siang itu, aku bermasturbasi di WC kantor. Sorenya, aku dan Angela
sedang dalam perjalanan pulang. Kami ngobrol tentang pekerjaan. Jalanan
lumayan padat sehingga tidak bisa cepat-cepat dan sering berhenti. Aku
memberanikan diri untuk bertanya.
“Angela, boleh aku bertanya sesuatu?”
“Apa?” jawabnya dengan ringan sambil melihatku.
“Tapi jangan marah atau tersinggung ya.” Angela mengangguk kecil.
“Apakah kamu suka pakai pantyhose?”
“Koq kamu tahu aku pake pantyhose?”
“Cuma nebak-nebak aja.”
“Aku baru mulai pake sih, belum lama.”
“Apa kamu suka?”
“Iya, rasanya gimana gitu.”
“Keliatannya halus.”
“Iya, rasanya halus juga.”
“Apa?” jawabnya dengan ringan sambil melihatku.
“Tapi jangan marah atau tersinggung ya.” Angela mengangguk kecil.
“Apakah kamu suka pakai pantyhose?”
“Koq kamu tahu aku pake pantyhose?”
“Cuma nebak-nebak aja.”
“Aku baru mulai pake sih, belum lama.”
“Apa kamu suka?”
“Iya, rasanya gimana gitu.”
“Keliatannya halus.”
“Iya, rasanya halus juga.”
Aku menelan ludah dan mengumpulkan segenap keberanian untuk bertanya,
“Apakah aku boleh megang? Maksudku aku cuma ingin tahu gimana rasanya.”
padahal aku sudah punya beberapa koleksi dan sudah tahu.
Tanpa ragu-ragu Angela menjawab, “Boleh.”
Tanpa ragu-ragu Angela menjawab, “Boleh.”
Dengan perlahan-lahan kutaruh jar-jari tangan kiri ku di atas lutut
kanannya. Ku elus-elus lututnya pelan-pelan. Seluruh badanku dipenuhi
oleh sensasi erotis yang ditimbulkan oleh kelembutan pantyhose dan kaki
Angela.
“Gimana rasanya?” tanya angela.“Benar-benar halus.” aku senyum kecil sambil memandang wajahnya yang cantik.
sebelumnya
selanjutnya
No comments:
Post a Comment