“Semakin lama aku semakin kecanduan, akhirnya dengan menahan malu aku
nekat membeli sepasang pantyhose di supermarket terdekat. Kubawa pulang
dan langsung kukenakan. Penisku menjulang tinggi, ketika kakiku saling
bersentuhan, rasanya aku langsung mabuk kepayang. Benar-benar sensual.
Kukeluarkan penisku dan aku bermasturbasi.”
Angela membuka matanya dan menatap wajahku dengan penuh rasa ingin tahu, sambil me-masturbasikan penisku.
“Seperti ini?” tanya Angela.
Kakinya digosok-gosokkan ke kakiku. Setiap gesekan menimbulkan gelombang-gelombang listrik kenikmatan ke seluruh badanku.
“Akhirnya aku mempunyai banyak koleksi pantyhose dan stocking namun yang
benar-benar bagus dan enak dipakai hanya beberapa merk. Aku juga suka
mencari gambar-gambar model yang memakai pantyhose maupun stocking atau
lingerie di internet. Aku selalu bermasturbasi dengan koleksi-koleksiku.
Kelihatannya ceritaku membuat Angela horny. Sekarang ini ia sedang
menjilati putingku.
“Semua teman wanita yang kukenal tidak ada yang suka memakai pantyhose
atau stocking. Aku suka sekali pergi ke pameran mobil berskala besar
karena SPG nya cantik-cantik dan hampir semuanya memakai pantyhose.
Sampai akhirnya aku melihat kamu memakai kemeja lengan pendek putih, rok
coklat dan pantyhose. Rasanya aku ingin langsung bercinta dengan Adik
teman baikku ini.”
Angela meninggalkan putingku dan mengulum mulutku, tangannya semakin agresif memainkan penisku.
“Bagaimana dengan Angela, kelihatannya kamu juga suka.”
“Sama seperti Ko Indra.. Pertamanya aku tidak begitu suka, namun karena iseng maka aku membeli sepasang. Ketika aku memakainya, rasanya aku sedang terbang dan tubuhku terbuai. Vaginaku rasanya seperti sedang bergetar. Akhirnya aku beli lagi beberapa pasang dan aku sangat menyukainya. Bekas cowoku yang tolol itu tidak suka. Aku tahu Ko Indra melihat aku dengan penuh nafsu, dan entah kenapa aku tidak merasa aneh atau takut. Ketika Ko Indra memegang pahaku, rasanya seluruh badanku menjadi lemas dan nyaman. Akhirnya aku sadar kalau aku juga menyukai pantyhose. Apa Ko Indra sudah sering melakukan ini?”
“Belum, percaya atau tidak Angela adalah yang pertama.”
“Lebih enak mana sama masturbasi?”
“Tentu saja lebih enak bercinta dengan Angela.”
“Sama seperti Ko Indra.. Pertamanya aku tidak begitu suka, namun karena iseng maka aku membeli sepasang. Ketika aku memakainya, rasanya aku sedang terbang dan tubuhku terbuai. Vaginaku rasanya seperti sedang bergetar. Akhirnya aku beli lagi beberapa pasang dan aku sangat menyukainya. Bekas cowoku yang tolol itu tidak suka. Aku tahu Ko Indra melihat aku dengan penuh nafsu, dan entah kenapa aku tidak merasa aneh atau takut. Ketika Ko Indra memegang pahaku, rasanya seluruh badanku menjadi lemas dan nyaman. Akhirnya aku sadar kalau aku juga menyukai pantyhose. Apa Ko Indra sudah sering melakukan ini?”
“Belum, percaya atau tidak Angela adalah yang pertama.”
“Lebih enak mana sama masturbasi?”
“Tentu saja lebih enak bercinta dengan Angela.”
Tiba-tiba Angela bangkit dan mencari sesuatu di lantai. Semua pantyhose
yang ada di taruh di atas tubuhku. Tubuhku bergetar merasakan sentuhan
lembut dari pantyhose yang lembut. Angela mengambil sebuah stocking
berwarna putih transparan, kemudian menyarungkannya ke penisku.
Getaran-getaran erotis menghujani kejantananku ketika stocking tersebut
bergesekan dengan penisku. Sekarang celah kecil pada ujung kejantananku
bertemu dengan garis jahitan pada ujung kaki stocking. Garis itu dengan
lembut membelah celah kepala penisku.
“Stocking kondom.” seru Angela dengan senyumnya yang manja.
Stocking tersebut ditarik agak kencang sehingga membaluti seluruh bagian
penisku seperti sebuah kondom. Lidah Angela terjulur dan menjilati
kepala penisku yang terbalut dengan kondom stocking. Rasanya beda dengan
biasanya. Tidak lama kemudian kepala penisku pun hilang di dalam
mulutnya yang seksi. Aku benar-benar tersesat dalam jalan kenikmatan
duniawi yang tak terbayangkan. Permainan mulut dan lidah angela tetap
tidak berkurang nikmatnya, malah bertambah nikmat. Aku terus mengerang
nikmat.
Kuarahkan Angela pada posisi doggy style. Sambil memegang ujung Stocking
pada pangkal penisku, ku masukan kejantananku ke dalam liang cintanya.
Vaginanya yang sudah kebanjiran menerima penisku tanpa gesekan yang
berarti. Namun, tetap saja terasa berbeda. Aku tidak dapat
menenggelamkan seluruh batang penisku, karena terhalang tanganku yang
memegangi kondom stocking agar tidak lepas. Tidak kusangka Angela
mengalami orgasme secepat ini. Badannya bergetar hebat dan otot-otot
vaginanya menjepit erat kejantananku. Kutarik keluar penisku dan
stocking kondomku benar-benar basah akan cairan cinta Angela.
Kuposisikan Angela sehingga dia yang berada di atas dan mulai bercumbu.
Setelah beberapa saat, aku arahkan penisku ke dalam vaginanya. Angela
memejamkan matanya dan merasakan kejantananku memenuhi seluruh ruangan
di dalam lembah kenikmatannya. Angela mengulum telinga dan leher bagian
kiriku yang sensitif. Kupegang pinggulnya dan kuangkat naik-turun.
Setelah beberapa kali, Angela langsung melakukan gerakan memompa itu
sendiri. Lama-lama makin cepat. Ia mengangkat pundaknya dan bertumpu
pada kedua tangannya. Ia merasakan rangsangan yang luar biasa karena
dalam posisi ini ia dapat dengan mudah merangsang G spotnya.
Kuputuskan untuk membantu Angela mempercepat prosesnya. Ku tarik dan
kutekan pinggulku ke bawah saat pinggul Angela terangkat dan ketika
pinggulnya turun, langsung ku sodok ke atas. Angela mendesah tiada
hentinya. Angela benar-benar mendapatkan rangsangan ganda, karena batang
penisku menggesek-gesek klitorisnya dan kepala penisku memberikan
tekanan yang mantap pada daerah G spotnya.
“Oh.. Ko Indra..” kutatap wajahnya yang manis yang sedang merasakan getaran-getaran ekstasi yang hebat.
Bunyi ‘plak-plak’ terdengar nyaring setiap kali selangkangan kami
bertemu. Penisku tertarik keluar sampai ke ujungnya, kemudian langsung
melesat ke dalam dengan cepat.
“Ko.. Indra.. Nanti.. Keluarin.. Di dalam ya..”
“Nanti kalau hamil bagaimana?”
“Lagi masa.. tidak subur..”
sebelumnya “Nanti kalau hamil bagaimana?”
“Lagi masa.. tidak subur..”
selanjutnya
No comments:
Post a Comment