Setelah orgasmenya reda, ia membuka matanya dan menatapku dengan senyuman yang malu dan manis.
“Ko Indra nakal..” itulah kalimat pertama yang keluar dari mulutnya yang sexy.
“Bagaimana rasanya?” tanyaku.
“Bagaimana rasanya?” tanyaku.
Tangan kirinya tetap menahan tangan kiriku di vaginanya, tangan kanannya
membelai sayang pipiku. Tangannya yang halus dan lembut membuatku
semakin terangsang.
“Enak sekali.. Aku tidak tahu akan begitu enak.. Apa itu orgasme?”
“Itu belum seberapa, apa mau yang lebih enak lagi?” dengan berani aku menanyakan.
“Sex langsung?”
“Iya” jawabku.
“Apakah benar akan lebih enak dari ini?”
“Tentu saja.”
“Itu belum seberapa, apa mau yang lebih enak lagi?” dengan berani aku menanyakan.
“Sex langsung?”
“Iya” jawabku.
“Apakah benar akan lebih enak dari ini?”
“Tentu saja.”
Angela melihat jam pada dashboard.
“Apakah masih sempat? Sudah terlalu malam nanti aku di cariin sama orang-orang rumah.”
“Bilang aja lagi ada acara ulang tahun teman.”
“Ide yang bagus.”
“Terus pacarnya gimana?”
“Biarin aja, aku juga tidak begitu suka.”
“Bilang aja lagi ada acara ulang tahun teman.”
“Ide yang bagus.”
“Terus pacarnya gimana?”
“Biarin aja, aku juga tidak begitu suka.”
Kesempatan emas yang tidak boleh kulewatkan. Tetap saja aku tidak
menyangka akan semudah ini, dan Angela yang begitu berani. Apakah dia
sudah pernah melakukannya?
Kuparkir mobilku disebuah hotel yang terletak di tengah keramaian kota.
Langsung saja aku memesan sebuah kamar yang VIP dengan ranjang yang
besar.
Segera setelah pintu kamar ditutup, aku duduk di atas kasur yang empuk
dan menarik tangan Angela dan menyuruhnya duduk di atas pangkuanku.
Posisi badannya menghadap ke kanan.
“Apa Angela yakin mau melakukan ini denganku?”“Kalau memang orgasme terasa seindah dan senikmat itu, aku rela melakukannya.”
“Apa setelah ini Angela akan melakukannya dengan orang lain juga?”
“Ya tidak lah Ko Indra ku sayang. Aku bukan pelacur seperti itu. Aku hanya ingin melakukannya dengan Ko Indra.”
“Benarkah?”
Dia merangkul leherku dan kusambut dengan ciuman yang basah di bibirnya.
Angela memejamkan matanya, ku julurkan lidahku ke dalam mulutnya.
Dengan sedikit kaku dan kikuk bidadariku menyambut tarian lidahku. Tidak
lama kemudian Irama cumbuan kami semakin meningkat dan cepat dan panas
penuh dengan nafsu. Tangan kiriku menelusuri semua bagian dari
punggungnya dan tangan kananku menelusuri paha dan betisnya yang
terbalut oleh pantyhose.
Cumbuan kami bertambah liar, kutelusuri lehernya sambil menarikan
lidahku. Terdengar desahan nikmat bercampur geli dari bibirnya. Angela
membelai rambut dan punggungku.
“Oh.. Ko Indra..”
Saat ini tangan kiriku berhasil meraih payudara kirinya dari belakang.
Ku pijat-pijat dengan lembut dan ku remas-remas. Tangan kananku dengan
cepat melepaskan kancing-kancing bajunya. Angela pun mengikuti
tindakanku dan melepaskan kancing bajuku, dan celanaku. Kusuruh Angela
berdiri. Aku pun ikut berdiri dan langsung saja celana panjangku jatuh
ke bawah. Ku tarik tangan kiri Angela dan meletakannya di penisku yang
masih terbungkus celana dalam.
“Keras sekali dan basah.. Ngompol ya?” ejek Angela.
“Angela juga basah.” Ku elus-elus selangkangannya. Kemudian dia tersipu malu.
“Angela juga basah.” Ku elus-elus selangkangannya. Kemudian dia tersipu malu.
Kubuka BH nya dan di depan mataku adalah sepasang payudara yang
berukuran sedang dan ranum. Bajunya sengaja tidak kulepaskan, karena dia
terlihat sangat cocok dan cantik dengan baju itu. Ku lihat celana
dalamnya yang berwarna kulit menutupi vaginanya. Kuturunkan pantyhosenya
sedikit dan kurobek celana dalamnya dan menariknya keluar. Kubetulkan
kembali pantyhosenya, dan ku hirup aroma dari cairan vaginanya dan
kujilat. Angela melihat dengan tatapan sedikit terkejut. Kutempelkan
celana dalamnya ke hidung Angela.
sebelumnya
selanjutnya
No comments:
Post a Comment